Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta nomor urut 6, H Alex Noerdin menegaskan, tim advokasi pasangan H Alex Noerdin dan calon wakil gubernur (Cawagub) H Nono Sampono (Noesa) telah berkali-kali menemukan bukti ketidaknetralan aparat birokrasi. Namun temuan-temuan itu tidak ditindaklanjuti oleh panitia pengawas pemilu (Panwaslu).
“Tim advokasi kita sudah mengadu ke mana-mana terkait temuannya yang disertai bukti-bukti ketidaknetralan aparat birokrasi DKI, yang memihak pasangan incumbent.Ya kita minta tolong media massa mendorong Panwaslu untuk bersikap tegas. Keperpihakan PNS itu kan pelanggaran yang paling berat. Seharusnya pasangan yang didukung PNS tidak netral itu dapat didiskualifikasi,” ujar Alex Noerdin kepada wartawan usai menyampaikan Kuliah Umum tentang Otonomi Daerah di Fakultas Hukum Universitas Atmajaya, Jakarta, Kamis (31/5).
Alex Noerdin yang kini Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) adalah alumni Fakultas Hukum Universitas Atmajaya 1974. Hadir dalam kuliah umum tersebut, rektor Universitas Atmajaya Lenny Panjaitan, Dekan Fakultas Hukum Tomy Poerwaka, Ketua Alumni Atmajaya Herman Heru Soeprobo, ratusan mahasiswa Fakultas Hukum Atmajaya.
Lebih lanjut Alex Noerdin menyatakan, hanya incumbentyang bisa menggerakkan PNS, wali kota, camat, lurah, RT/RW. “Ada tiga pelanggaran hal yang dilakukan incumbent. Pertama, menggerakkan birokrasi, menggunakan dana APBD, dan berbuat curang terkait daftar pemilih sementara (PDS) bermasalah. Kita semua ingin Pilkada DKI ini jujur dan adil,” kata Alex Noerdin.
Saat menyampaikan kuliah umum, para mahasiswa terkesima dengan paparan Alex, sehingga mereka tidak beranjak dari tempat duduknya. “Para mahasiswa memperhatikan penjelasan Pak Alex Noerdin. Jarang sekali mahasiswa serius mengikuti kuliah umum seperti sekarang ini,” ujar moderator Max Bolisabon yang juga Dosen Fakultas Hukum Universitas Atmajaya.
Tema kuliah umum yang disampaikan Alex yakni “Jakarta Sebagai Salah Satu Pusat Perdagangan Internasional Khusus di Asean Menurut Prespektif Hukum Otonomi Daerah”. Menurut Alex, Jakarta berpotensi menjadi pusat perdagangan internasional. Jika dalam Pilkada, 11 Juli 2012, Alex Noerdin dan Nono Sampono diberi kepercayaan masyarakat menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI 2012-2017, maka duet ini akan membangun Kabupaten Kepulauan Seribu menjadi kawasan ekonomi khusus.
“Pulau Seribu akan kita bangun menjadi kawasan ekonomi khusus, yakni dibangun industri khusus produk yang berorientasi exsport. Sayangnya, saat ini Pulau Seribu tidak diperhatikan oleh Pemprov DKI,” katanya.
Di salah satu pulau yang kosong, tak berpenghuni, dapat dibangun tempat penanganan sampah menggunakan teknologi tinggi, sampah diangkut menggunakan tongkang-tongkang besar, lalu diolah menjadi bahan yang bernilai ekonomis.
Menurut Alex, saat ini DKI belum bisa menjadi wilayah pengembangan perdagangan internasional karena terkendala tiga faktor penting. Pertama, masih macet dan banjir. Kedua, pelabuhan Tanjung Priok belum memenuhi persyaratan sebagai pelabuhan internasional, karena di sana banyaknya pungutan-pungutan liar yang membuat biaya ekonomi tinggi. Ketiga, berbelit-belitnya perizinan yang disengaja oleh jajaran birokrasi.
Dalam kesempatan tersebut, Alex mengharapkan dukungan dari seluruh mahasiswa dan civitas akademika Universitas Atmajaya. “Saya berharap para mahasiswa Fakultas Hukum Atmajaya wajib hukumnya mendukung alumi Atmajaya yang ingin menjadi Gubernur DKI. Ini sejarah. Dan, saya berjanji tidak akan memalukan lembaga yang kita cintai ini,” kata Alex.
Alex juga menjawab sejumlah pertanyaan dari mahasiswa dan alumi Universitas Atmajaya. Amanda (22), Mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2010 itu sempat bertanya, menurut informasi pengusaha Tommy Winata akan membangun gedung pecakar langit, setinggi 111 tingkat di kawasan SCBD Jalan Jenderal Sudirman.
“Sejauh memenuhi persyarakat yang berlaku, dilakukan dengan kajian yang memadahi, memiliki analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal), kenapa tidak, tentu tower itu akan memiliki dampak pendorong ekonomi Jakarta,” kata Alex lagi.