Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 diprediksi berlangsung dua putaran mengingat banyaknya pasang bakal calon yang meramaikan Pilkada kali ini.
Peneliti Senior dari Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Totok Izul Fattah, mengatakan jika Pilkada DKI Jakarta 2012 berlangsung sebanyak dua putaran maka ada empat nama yang diprediksi maju yaitu Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini dan Alex Noerdin-Nono Sampono.
Hal senada diungkapkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sekjen DPP PPP M Romahurmuziy yakin kandidat yang diusung partainya yakni Alex Noerdin dan Nono Sampono dapat lolos ke putaran kedua. “Pasti akan dua putaran, karena sulit untuk mendapatkan suara 50+1,” ujarnya. Pasangan Alex-Nono didukung PPP bersama Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Damai Sejahtera (PDS).
Ia memperkirakan selain Alex-Nono, pasangan lain yang dapat maju ke putaran kedua adalah incumbent Fauzi Bowo atau biasa disapa Foke yang diusung Partai Demokrat. Namun peluang Alex-Nono dinilai lebih besar, karena PPP mengandalkan rendahnya keterpilihan Foke di berbagai lembaga survei selama enam bulan terakhir.
Kekecewaan terhadap Foke selama mengelola DKI dan dorongan besar adanya perubahan membuat kandidat yang didukungnya lebih berpeluang. Banyak masyarakat yang kecewa dengan kepemimpinan Foke sehingga mendorong besarnya semangat perubahan. Secara popularitas, Foke memang memiliki nilai tertinggi. Yaitu, sekitar 30 persen. Ini lantaran statusnya sebagai calon incumbent. Hanya saja, dari 70 persen mayoritas menyatakan tidak setuju jika Foke maju lagi menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Partai Golkar memang menyiapkan pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono bisa panjang nafas. Alex-Nono sudah memenuhi undangan Fraksi Partai Golkar di DPR. Menurut Ade, langkah mendatangi FPG itu adalah upaya untuk mobilisasi dukungan di tengah keterbatasan waktu. “Ini salah satu strategi yang dilakukan,” katanya.
Ade meyakini strategi itu bakal memiliki pengaruh, terutama agar setiap anggota Fraksi Partai Golkar bisa turut berkontribusi dalam memenangkan pasangan Alex-Nono. Ade mengakui, suara Alex-Nono memang akan tergerus dengan majunya kader Golkar di DPR, Basuki Tjahaja Purnomo sebagai pendamping Jokowi yang diusung PDI Perjuangan dan Gerindra. “Tapi, tidak tahu tingkat besarnya berapa. Kita jangan anggap remeh juga,” kata Anggota DPR itu.
Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta, M. Ashraf Ali, mengatakan, pihaknya akan merekrut seluruh kekuatan Calon Legislatif (caleg) DKI Partai Golkar pada pemilu 2009 lalu yang berjumlah 100 orang lebih untuk memenangkan Alex Nurdin-Nono Sampurno di Pilgub DKI Jakarta. “Akan kita maksimalkan dan kita ikutsertakan di sini,” kata Ashraf.
Ketua Koordinator Bidang Keagamaan DPD I Partai Golkar DKI, itu menargetkan meraih 1,5 juta pemilih untuk meloloskan Alex-Nono di putaran pertama Pilgub DKI. “Kalau dilihat dari jumlah pemilih sekarang sebanyak 7,5 juta dengan asumsi tiga juta tidak memilih, sisa 4,5 juta, kita harap untuk masuk putaran pertama saya akan berusaha mengejar target 1,5 juta,” bebernya. “Dengan asumsi kekuatan internal Golkar 230 ribu lebih tambah 183 ribu lebih dari PPP, 200 ribu dari non parlemen, kekuatan ormas, etnis, agama yang ada, itu akan kita maksimalkan,” terang Ashraf.
Dia menjelaskan, karakter pemilih itu adalah 30 persen loyalis dan 70 persen itu mengambang. “Tergantung bagaimana sentuhan dan bantuan kita. Kita sudah masuk hingga ke lini lapisan masyarakat paling bawah dengan membawa Alex-Nono,” jelasnya. Ditegaskan lagi, saat ini sudah 31 ribu Rukun Tetangga (RT) dan 2.500 Rukun Warga (RW) yang dipastikan akan mendukung. “Insyaallah sebagaian besar mendukung,” ucapnya.
Lahir dan besar di Palembang, bukan berarti Alex buta akan Ibukota. Pria 61 tahun itu menghabiskan masa kuliahnya di Universitas Trisakti, Jakarta. Dia sudah mempelajari seluk beluk ibukota beserta permasalahannya dalam waktu tiga bulan. Dia tidak gentar menghadapi lawan-lawan berat yang akan dihadapinya, seperti Fauzi Bowo, Joko Widodo, dan Hidayat Nur Wahid. Makin kuat lawannya, membuat Alex kian bersemangat. “Popularitas tidak menjamin elektabilitas seseorang,” katanya.
Dia optimistis dapat mengalahkan incumbent. Menurutnya yang berada lebih lama di sini lebih banyak dikenal, tetapi belum tentu disukai. Popularitas belum menjamin elektalibilitas. Lawan semua berat, tetapi tambah berat lawan tambah semangat, seperti main pingpong kalau lawan main jelek, pasti kita mainnya akan jelek. Jadi kalau lawan seimbang itu lebih enak.